5 Hal di Jepang yang Butuh Biaya Mahal, Padahal di Indonesia Sangat Murah, bahkan Gratis
Inilah beberapa hal di Jepang yang butuh biaya mahal, padahal di Indonesia sangat murah, bahkan bisa gratis.
Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa Jepang merupakan salah satu negara yang disegani di Asia dan sudah maju sejak dulu.
Meski pernah terpuruk puluhan tahun silam akibat bom di Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia II, nyatanya rakyat Jepang bisa berangsur-angsur bangkit.
Negeri Matahari Terbit ini dikenal kaya akan seni sastra dan teknologinya yang mutakhir.
Selain itu, tingkat kebersihannya juga termasuk tinggi.
Dari fakta-fakta tersebut, konon, biaya hidup di Jepang sangat mahal.
Berbicara soal Jepang, kota pertama yang terlintas tentu ibu kota negara itu, Tokyo.
Menurut data dari situs Numbeo, secara keseluruhan, biaya hidup di Tokyo jauh lebih tinggi dibanding di Jakarta.
Persentasenya melebihi angka 100 persen lebih mahal dari biaya hidup di Jakarta.
Nah, bicara soal biaya hidup di Jepang, ada beberapa hal yang mahal di sana, padahal di Indonesia sangat murah.
Apa saja? Berikut ini TribunStyle rangkum dari berbagai sumber 5 hal yang sangat mahal di Jepang padahal murah di Indonesia, bahkan bisa gratis.
1. Membuang Air Limbah Rumah Tangga Dikenai Biaya
Hidup di jepang, membuang air limbah rumah tangga saja dikenai biaya.
Pemerintah Jepang rupanya sangat peduli dengan sistem pembuangan air di negaranya.
Itu sebabnya, setiap penduduk baik yang tinggal di rumah maupun apartemen di Jepang wajib membayar dua jenis tagihan air.
Pertama tagihan atas penggunaan, dan yang kedua tagihan atas pembuangannya.
Adapun biaya pembuangan air limbah ini per dua bulan adalah sebesar 2.000 yen atau sekitar Rp 260 ribu.
2. Biaya Pembuangan Sampah Rumah Tangga
Sama halnya air limbah, pembuangan sampah rumah tangga di Jepang juga dikenai biaya.
Sebenarnya, di Indonesia pun juga dimintai uang bulanan untuk masalah pengelolaan sampah rumah tangga.
Namun, biayanya tak sebesar di Negeri Matahari terbit ini.
Agar sampah bisa diambil petugas, penghuni rumah wajib membeli kantong plastik khusus yang harganya 200 yen atau sekitar Rp 26 ribu per 10 biji.
Sementara untuk sampah berukuran besar atau elektronik, ada stiker khusus yang harus dibeli.
Harganya bisa mencapai 1.000 yen atau sekitar Rp 130 ribu.
3. Biaya Parkir yang Tinggi
Pemerintah Jepang sengaja menerapkan tarif yang tinggi untuk sekadar parkir mobil.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong warganya untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum.
Tentu saja upaya tersebut juga untuk mengurai kemacetan di jalan raya.
Untuk bisa parkir mobil, warga harus merogoh kocek sebesar 100 yen atau sekitar Rp 13 rib per 15-30 menit.
Sementara untuk parkir selama 24 jam, biaya minimalnya sebesar 1.000 yen atau sekitar Rp 130 ribu.
4. Tarif Taksi untuk Kilometer Pertama Rp 50 Ribu
Orang-orang Jepang lebih suka naik bus atau kereta, bahkan bersepeda atau jalan kaki.
Salah satu alasannya adalah tarif taksi yang terbilang mahal.
Untuk kilometer pertama, tarif yang ditetapkan sekitar 400-700 yen atau sekitar Rp 50 ribu-90 ribu.
Angka tersebut bisa naik hingga 100 yen atau sekitar Rp 13 ribu pada kilometer berikutnya.
5. Biaya Pangkas Rambut Paling Murah Rp 130 ribu
Tarif jasa pangkas rambut di Negeri Sakura ini memang tergolong mahal.
Untuk potongan rambut biasa saja dikenai tarif minimal 1.000 yen atau 130 ribu rupiah.
Jika gaya rambut yang diinginkan mengikuti tren kekinian, biayanya bisa mencapai 4.500 yen atau sekitar 585 ribu rupiah.
Komentar
Posting Komentar